Ubi Cilembu lebih istimewa daripada umbi biasanya karena umbi ini bila dioven akan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya. Karena itu, umbi Cilembu disebut juga dengan umbi si madu. Bila umbi pada umumnya juga manis, rasa manis umbi Cilembu ini lebih manis dan lengket dengan gula madu. Rasa manis ini membuat tenaga ekstra bagi orang yang mengkonsumsinya. (wikipedia)
legit, wangi dan rasa manis dari karamel yang keluar saat ubi di-oven, merupakan pilihan makanan yang pas sebagai teman minum teh, kopi, apalagi bandrek maupun bajigur. Karena rasa manisnya yang khas itulah, ubi Cilembu juga kerap disebut “si madu.”
Cilembu hanyalah sebuah desa kecil yang termasuk Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Ubi sebenarnya bukanlah tanaman prioritas warga Cilembu, karena mereka sebagian besar adalah petani padi.
Kondisi sawah yang merupakan jenis tadah hujan membuat para petani memilih jagung dan ubi sebagai tanaman selingan di saat musim kemarau. Menanam ubi di saat musim kemarau cenderung dipilih karena saat musim hujan, rasa ubi tersebut biasanya berubah menjadi agak pahit. Kadar air yang menjadi lebih tinggi pada ubi diduga sebagai penyebabnya.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan rasa yang optimal, bagi Anda yang membeli ubi cilembu mentah, sebaiknya menjemurnya dulu hingga berkurang kadar airnya. Baru kemudian di-oven, atau di-bubuy (di simpan di atas bara api).
Ubi Cilembu konon telah dikenal sejak jaman kompeni. Menurut Kodar Solihat dalam tulisannya di HU. Pikiran Rakyat, “Dari sepuluh kultivar ubi jalar yang ditanam, yang kemudian menonjol karena rasanya paling enak, lebih manis dan legit, adalah kultivar Nirkum. menurut masyarakat, konon singkatan dari Meneer Kumpeni (waktu itu ubi jenis ini banyak digemari orang Belanda). Kultivar Nirkum inilh yang kemudian dikenal sebagai ubi cilembu..